Data kini telah menjadi denyut kehidupan di era modern. Pengolahan data dari berbagai sumber tentu membutuhkan proses integrasi setelah melalui tahap migrasi data ke lokasi baru.
Migrasi data sejatinya sebuah proses transfer data dari satu sistem ke sistem lain yang mengacu pada proses Extract-Transform-Load (ETL). Migrasi data dapat dilakukan melalui tiga cara, mulai dari menggabungkan beberapa sistem menjadi satu sistem baru, migrasi ke salah satu sistem yang lain, dan membiarkan sistem penyimpanan yang sudah ada tetapmembuat data warehouse di atasnya.
Lantas, sejauh mana migrasi data dapat mendorong pertumbuhan bisnis? Simak penjelasan detail mengenai migrasi data dalam artikel berikut ini.
Table of Contents
Apa itu Migrasi Data?
Mengutip dari berbagai sumber, migrasi data dapat diartikan sebagai proses pemindahan data dari satu sistem penyimpanan ke sistem penyimpanan lain. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi suatu perusahaan melakukan migrasi data.
Salah satu alasan lazim bagi perusahaan melakukan migrasi data yakni untuk mengganti server atau operator data. Alasan lainnya yakni melakukan perombakan sistem dan memperbarui database agar lebih canggih dan up-to-date.
Saat ini, umumnya migrasi data dilakukan ketika perusahaan akan beralih dari aplikasi penyimpanan on-premise ke aplikasi berbasis cloud. Untuk memastikan migrasi data berjalan mulus tanpa kendala, perusahaan harus memiliki rencana yang jelas dan metode yang aman.
Mengacu pada proses ETL, migrasi data melibatkan beberapa fase seperti transformasi dan loading data. Data yang akan dimigrasi harus terlebih dahulu diekstraksi melalui serangkaian persiapan untuk dimuat ke lokasi baru.
Jenis-jenis Migrasi Data
Dalam penerapannya, migrasi data terdiri dari berbagai jenis. Berikut jenis-jenis migrasi data yang dimaksud.
Penyimpanan
Migrasi penyimpanan (storage) melibatkan pemindahan data dari penyimpanan lama ke penyimpanan baru yang lebih canggih. Untuk tujuan tertentu, migrasi storage dilakukan karena perusahaan ingin akses ke data center bisa lebih cepat, aman, dan backup mudah saat kondisi darurat.
Jenis migrasi data ini dapat ditangani secara transparan selama aplikasi hanya menggunakan interface umum untuk mengakses data. Meskipun tidak menjadi masalah, pastikan perusahaan memerhatikan aplikasi lama yang berjalan pada sistem proprietary.
Pada banyak kasus, source code dari aplikasi justru tidak tersedia dan vendor aplikasi mungkin tidak ada lagi. Pada kasus seperti ini, migrasi penyimpanan menjadi rumit dan harus diuji dengan baik sebelum memberikan solusi untuk level production.
Database
Migrasi database lebih spesifik untuk dilakukan, dengan asumsi bahwa database digunakan hanya sebagai tempat penyimpanan. Proses migrasi database akan melibatkan Database Management System (DBMS) untuk memindahkan data dari satu database ke database lain.
Jika database sumber mendukung format data yang kompleks (misal sub-record), tapi target database tidak, maka perlu dilakukan perubahan pada sisi aplikasi yang akan menggunakan database. Sama halnya jika sumber pada database mendukung encoding berbeda di tiap kolom untuk tabel tertentu, tetapi target database tidak maka aplikasi yang menggunakan database perlu di-review secara menyeluruh.
Apabila database yang digunakan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan data, tetapi juga untuk mempresentasikan bisnis logic berupa stored procedures dan triggers, maka perlu diberikan perhatian khusus saat melakukan studi kelayakan migrasi pada target database. Selain itu, jika database target tidak mendukung beberapa fitur, maka perlu dilakukan perubahan pada sisi aplikasi atau software middleware.
Aplikasi
Jenis migrasi data ini memindahkan aplikasi dari satu lingkungan database ke lingkungan database lain. Dengan begitu, bisnis kemungkinan perlu memindahkan seluruh aplikasi dari pusat penyimpanan ke cloud, migrasi antar cloud, atau memindahkan data aplikasi ke format baru lainnya. Transfer data tidak dapat dilakukan mengingat migrasi aplikasi biasanya juga termasuk migrasi database dan storage.
Data Center
Migrasi data center dapat diartikan sebagai pemindahan data atau optimalisasi infrastruktur pada penyimpanan data utama perusahaan. Cara kerja migrasi data center yakni dengan merelokasi sistem komputer atau dengan memindahkan suatu data center konvensional ke digital.
Business Process
Migrasi jenis ini mengharuskan perusahaan untuk mengubah semua proses bisnis menjadi lebih kompetitif. Sejumlah data yang berupa aplikasi bisnis, detail produk, hingga data konsumen dikirimkan ke proses operasional bisnis.
Cloud
Sesuai namanya, migrasi cloud dilakukan dengan memindahkan data, aplikasi, atau elemen bisnis lainnya dari data center on-premise ke database cloud. Salah satu jenis migrasi cloud yakni pemindahan sebagian atau seluruh data hingga aplikasi dari satu layanan cloud ke cloud lainnya.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Cloud Computing: Cara Kerja, Jenis, dan Manfaatnya
Manfaat Migrasi Data
Migrasi data dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, terutama untuk bisnis yang serius melakukan transformasi digital untuk meningkatkan layanan. Berikut beberapa manfaat migrasi data untuk operasional bisnis:
– Memberikan jaminan penyimpanan data yang terintegrasi dan komprehensif.
– Mengurangi anggaran penyimpanan data sehingga dapat meningkatkan keuntungan bisnis.
– Mengurangi potensi dan risiko data corrupt yang bisa berdampak pada operasional bisnis.
– Tingkatkan efisiensi dan efektivitas dengan menggunakan teknologi terbaru.
– Mengoptimalkan penggunaan sumber daya seiring dengan perkembangan bisnis ke depannya.
Cara Otomatisasi Migrasi Data ke Cloud
Mengutip Caylent, saat ini sekitar 30 persen dari semua anggaran IT perusahaan dialokasikan untuk layanan cloud. Fleksibilitas yang diberikan cloud menjadi nilai tambah dan alasan utama bgai perusahaan untuk memigrasikan data hingga aplikasi bisnisnya.
Tak mengherankan jika kini perusahaan berbondong-bondong melakukan migrasi data ke cloud yang mampu melakukan otomatisasi sehingga mempercepat dan menyerderhanakan seluruh proses migrasi data, serta meminimalkan kesalahan. Migrasi data ke cloud membutuhkan proses yang kompleks, tetapi kita dapat membuatnya menjadi sederhana berkat adanya tools dan strategi yang dilakukan secara otomatis.
Migrasi cloud melibatkan banyak proses manual untuk diotomatisasi dengan bantuan solusi yang andal. Berikut strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan saat memulai proses migrasi data ke cloud:
Penilaian dan Kesiapan Cloud
Perusahaan perlu melakukan penilaian dan analisa kesiapan cloud berdasarkan sumber daya dan infrastruktur IT. Penilaian juga mencakup kemampuan mengalihkan beban kerja ke cloud, menentukan workload yang harus dimigrasikan, dan kemampuan melakukan migrasi dengan lancar.
Desain dan Rencanakan Migrasi
Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan pada tahap ini, mulai dari workload, infrastruktur, dan beberapa lingkungan yang dapat menyebabkan kompleksitas. Perusahaan dapat memulai dengan menetapkan tujuan migrasi, menyiapkan lingkungan, dan menerapkan strategi migrasi yang lengkap untuk mengatur semua sumber daya dari awal.
Ambil Tindakan dan Mulai Proses Otomatisasi
Migrasi cloud yang didorong oleh otomatisasi membantu perusahaan mengotomatiskan replikasi aplikasi bisnis, data mesin, dan metadata tanpa mengganggu fungsi utama aplikasi. Di saat bersamaan selama proses migrasi, data dan aplikasi dapat disimpan dalam format asli di cloud menggunakan snapshot sebelum mencapai tahap penerapan.
Penerapan Migrasi Cloud
Otomatisasi dapat membantu penerapan aplikasi bisnis operasional pada platform cloud. Banyak tool yang menggunakan strategi migrasi untuk menguji fungsional dan kinerja demi memastikan migrasi berjalan lancar.
Manfaat Otomatisasi Proses Migrasi Cloud
Kendati telah melakukan migrasi data ke cloud, tak jarang perusahaan menemukan kendala bahwa aplikasi mereka tidak bisa berfungsi sebaik di lingkungan on-premise. Untuk itu, bisnis perlu memahami beberapa layanan dan peran yang bisa didapatkan dari cloud migration services sebagai berikut:
Kurangi Waktu Migrasi
Otomatisasi saat migrasi cloud memungkinkan peralihan workload lebih cepat tanpa downtime. Dengan begitu, Anda dapat menghemat waktu untuk meningkatkan integritas dan struktur data. Di saat yang bersamaan, proses migrasi dapat berjalan tepat waktu.
Biaya Migrasi Lebih Rendah
Otmatisasi dapat memangkas biaya migrasi, mempercepat proses dengan lebih presisi, dan mengurangi kesalahan manusia.
Kendala Bisnis Minim
Migrasi yang berjalan secara otomatis dapat mencegah kehilangan data dan mampu menangani aplikasi penting.
Baca Juga: Siapkan Dirimu! Cloud Engineer Jadi Pekerjaan Paling Menjanjikan di Era Digital
Kebutuhan Cloud Expert Terus Meningkat
Proses otomatisasi migrasi ke cloud tentu memerlukan tenaga ahli yang mampu mengelola dan menjalankan tools yang digunakan selama proses migrasi. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga ahli di bidang cloud yang dapat menjalankan tugas tersebut. Hanya saja, saat ini tenaga ahli cloud di Indonesia masih terbatas, sementara kebutuhan industri terus meningkat. Tak mengherankan jika saat ini banyak perusahaan mencari tenaga ahli di bidang cloud untuk memenuhi tuntutan di lapangan.
Pertumbuhan adopsi cloud di Tanah Air nyatanya tak seiring dengan ketersediaan ahli cloud. Padahal, kebutuhan cloud expert tentu akan terus meningkat seiring dengan perkembangan implementasi cloud oleh perusahaan dan lembaga pemerintahan di Indonesia.
Untuk mengakomodir kebutuhan cloud expert dan meningkatkan skill di bidang cloud, iCCOm atau Indonesia Cloud Community akan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan anggota sehingga dapat menjadi pakar cloud. iCCom merupakan komunitas bagi masyarakat mulai dari kalangan pemulai hingga profesional yang memiliki antusias dan ketertarikan dengan perkembangan teknologi cloud computing di Indonesia.
Anggota yang tergabung dalam iCCom dapat melakukan sesi networking dengan anggota lain agar mendapat wawasan mengenai teknologi cloud. Tak hanya itu, iCCom juga dapat menjadi wadah untuk meningkatkan karier anggota melalui platform portofolio rangkaian acara komunitas yang dihadirkan secara eksklusif.
Tentang Indonesia Cloud Community (iCCom)
iCCom atau Indonesia Cloud Community merupakan komunitas bagi masyarakat dari berbagai kalangan yang antusias dengan perkembangan teknologi cloud computing di Indonesia. Sebagai organisasi non-profit, iCCom berupaya berkontribusi pada pertumbuhan sumber daya ahli cloud di Tanah Air. Kami mengajak semua pegiat cloud, mulai dari kalangan pemula hingga profesional.
Kehadiran iCCom bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan anggota untuk menjadi pakar cloud di Indonesia. Selain itu, iCCOm juga akan memberdayakan anggota untuk saling berbagi pengetahuan dan praktik terbaik mengenai cloud dengan anggota lain.
Anggota yang tergabung dalam iCCom dapat melakukan sesi jejaring dengan anggota lain agar mendapat wawasan mengenai teknologi cloud. Di samping itu, kehadiran iCCOm juga dapat meningkatkan karier anggota dengan menawarkan platform portofolio atau pengalaman mereka melalui rangkaian acara komunitas.
Lantas, apa saja benefit yang akan diperoleh dengan bergabung menjadi anggota iCCom? Anda secara eksklusif bisa mendapat pembaruan dan berita terkini mengenai cloud, menerima undangan eksklusif ke acara iCCom, menjadi bagian dari perjalanan pembelajar bersama pada pakar cloud, bergabung dengan forum diskusi, hingga bertemu dengan sesama pegiat untuk mengeksplorasi teknologi cloud.
Jelajahi berbagai aktivitas eksklusif dan menarik bersama anggota iCCom lainnya, mulai dari workshop bersama pakar di bidang cloud, sesi mentoring dan networking, bootcamp, hingga kesempatan menulis artikel blog untuk memberikan informasi terbaru kepada sesama anggota.
Mari Bergabung Bersama iCCom
Kini saatnya Anda bergabung menjadi anggota iCCom dan tumbuh menjadi ahli di bidang cloud computing di Indonesia. Gabung bersama iCCom sekarang, GRATIS dan nikmati semua aktivitas yang telah kami agendakan secara eksklusif hanya untuk Anda.
Dapatkan kesempatan menghadiri serangkaian acara iCCOm untuk mendapatkan informasi, keterampilan, dan insight baru mengenai perkembangan teknologi cloud. Segera daftarkan diri Anda sekarang untuk menjadi anggota komunitas iCCOm di sini.
Penulis: Ervina Anggraini
Content Writer CTI Group